Fungsi Plasenta Yang Menakjubkan Selama Kehamilan

Ari-ari atau Plasenta adalah
organ yang memainkan peran penting selama kehamilan, organ inilah yang
bertanggung jawab menyalurkan darah dan nutrisi dari ibu ke janin. Fungsi
penting ini membuat bayi tetap hidup dan sehat selama di dalam rahim. Selain
itu, masih banyak fungsi plasenta yang lain, mari kita kupas tuntas semuanya
disini.

Mengapa Fungsi Plasenta Begitu
Penting?

Plasenta memiliki berat sekitar
seperenam dari berat bayi, organ ari-ari ini memiliki bentuk bundar pipih atau
hampir bundar dengan diameter sekitar 15-20 cm dan tebal 2,5 cm, berat
rata-rata plasenta mencapai 500 gram.

Tidak seperti organ lainnya,
plasenta tidak memiliki sel saraf sehingga tidak berada di bawah kendali
langsung sumsum tulang belakang ataupun otak. Ya, karena organ ini terbentuk
hanya pada masa kehamilan dan akan dilahirkan setelah bayi lahir. Seketika itu
tugasnya pun berakhir, namun tugas plasenta tidaklah mudah.

Selama kehamilan, hampir sekitar
550 mililiter darah per menit dipompa ke rahim untuk mengantarkan nutrisi dan
oksigen kepada janin. Proses ini tentu saja hanya bisa diperantarai oleh
plasenta. Ibarat sebuah charger perangkat elektronik, ia menyaring, memproses,
lalu menyalurkan.

inilah struktur yang menunjang
fungsi plasenta

Tidak hanya berfungsi memberi
nutrisi dan oksigen yang cukup untuk bayi, plasenta juga berfungsi membuang
produk limbah yang ada pada darah bayi, dan masih banyak lagi fungsi plasenta
lainnya.

Inilah 12 Fungsi Penting Plasenta
Selama Kehamilan

Plasenta melakukan peran penting
pada seluruh trimester kehamilan dan memastikan bayi lahir dengan selamat.
Fungsi plasenta yang amat penting saat kehamilan antara lain:

1. Pemasok Nutrisi

Seperti telah disinggung
sebelumnya, fungsi utama plasenta adalah untuk memasok nutrisi yang cukup bagi
bayi. Sebelum darah sampai ke bayi, darah akan dialirkan melalui plasenta dan
kemudian mencapai tali pusar yang menghubungkan darah ibu dengan darah bayinya.

2. Pencernaan

Trofoblas pada plasenta mencerna
protein sebelum memasukkannya ke dalam darah janin.

3. Respirasi

Palsenta bertindak seperti
paru-paru untuk janin. Bukan berarti plasenta bernafas, maksudnya disini yaitu
plasenta menjadi tempat pertukaran darah. Darah ibu yang kaya oksigen di
salurkan ke janin, dan sebaliknya darah kaya karbondioksida dari janin di
alirkan ke darah ibu.

4. Ekskresi

 Fungsi plasenta yang tak kalah
penting lainnya adalah bertindak seperti ginjal, yaitu menyaring darah untuk
menghilangkan zat berbahaya yang mungkin dapat mengancam kesehatan sang bayi.
Limbah nitrogen seperti urea dikeluarkan dari darah janin ke dalam darah ibu
yang nantinya akan disaring dan dikeluarkan oleh ginjal ibu.

5. Penyimpanan

Plasenta menyimpan glikogen,
lemak, zat besi, dan lain-lain yang pada akhirnya untuk memenuhi kebutuhan
janin. Fungsi plasenta ini amat penting karena hati janin belum terbentuk
sempurna.

6. Barrier penyaring darah ibu

Plasenta berfungsi sebagai
penghalang yang efisien (dinding pertahanan) yang mampu menyaring darah ibu
sebelum disalurkan ke janin. Beberapa zat berbahaya atau bibit penyakit yang
ada dalam darah ibu sebagian dihalangi sehingga tidak bisa masuk ke dalam darah
janin.

Namun beberapa zat berbahaya
seperti nikotin dari rokok dan obat adiktif seperti heroin masih bisa melewati
plasenta. Karena itu, ibu hamil sebaiknya menghindari rokok dan narkoba. Dan
beberapa jenis virus juga masih bisa melewatinya.

7. Imunitas

Antibodi IgG dapat melewati
plasenta sehingga memberi perlindungan pada janin dalam kandungan. Penyaluran
antibodi ini dimulai pada awal minggu ke-20 usia kehamilan, dan tentu saja pada
minggu ke 24.

Imunitas pasif ini tetap ada
dalam tubuh janin selama beberapa bulan setelah kelahiran, sehingga memberi
bayi baru lahir kekebalan humoral jangka panjang dari ibu untuk melindungi
tubuh dari berbagai ancaman infeksi.

Sayangnya antibodi yang lain,
seperti IgM, tidak dapat melewati plasenta, oleh karena itu beberapa infeksi
yang didapat selama kehamilan masih bisa berbahaya bagi janin.

8. Fungsi endokrin

Plasenta berfungsi sebagai
kelenjar endokrin yang mengeluarkan hormon seperti estrogen, progesteron dan
human chorionic gonadotropin (HCG). Kesemuanya bermanfaat dalam mempertahankan
kehamilan, pertumbuhan janin, mempercepat metabolisme ibu dan juga
mempersiapkan tubuh ibu untuk proses menyusui nantinya. Lebih detil lihat
penjelasan di poin berikutnya.

9. Menghasilkan HCG

Hormon pertama yang dihasilkan oleh
plasenta disebut human chorionic gonadotropin (HCG). Hormon inilah yang
bertanggung jawab untuk menghentikan siklus menstruasi dengan mempertahankan
Corpus luteum di ovarium (indung telur). Tahukah Anda bahwa Korpus luteum
memproduksi dan melepaskan progesteron dan estrogen, dan hCG merangsangnya
untuk meningkatkan produksinya untuk mempertahankan kehamilan.

*) pada wanita yang tidak hamil,
korpus luteum pada ovarium berangsur menghilang dan menurun fungsinya,
akibatnya hormon estrogen dan progesteron yang tadinya tinggi menjadi rendah
sehingga terjadilah menstruasi.

Ketika seseorang melakukan tespek
kehamilan, hormon HCG inilah yang sebenarnya diperiksa. Tes ini bisa dilakukan
saat wanita telat haid, yakni pada hari ke tujuh sampai sepuluh setelah proses
implantasi. Untuk lebih jelasnya, pelajari disini:

  • ·
    Memahami Proses Kehamilan, Tahap Demi Tahap
  • ·
    Membaca Hasil Tespek Positif, Negatif, Samar

HCG juga memiliki efek
anti-antibodi, melindungi janin dari reaksi penolakan tubuh ibu. HCG juga
membantu janin laki-laki dengan merangsang testis untuk memproduksi
testosteron, yang merupakan hormon yang dibutuhkan untuk perkembangan organ
seks pria.

10. Menghasilkan Estrogen

Estrogen adalah hormon penting
dalam proses proliferasi sel-sel tertentu, yakni merangsang pembesaran payudara
dan rahim, memungkinkan pertumbuhan janin dan produksi air susu ibu.

Estrogen juga bertanggung jawab
untuk meningkatkan suplai darah menjelang akhir kehamilan melalui aktivitas
vasodilatasi. Kadar estrogen selama kehamilan dapat meningkat hingga tiga puluh
kali lipat dari kondisi tidak hamil.

11. Menghasilkan Progesteron

Progesteron membantu embrio (sel
telur yang dibuahi) untuk menempel dan tertanam dalam rahim. Hormon ini juga
mempengaruhi saluran tuba dan rahim dengan merangsang peningkatan sekresi yang
diperlukan untuk nutrisi janin. Progesteron, seperti halnya hCG, diperlukan
untuk mencegah aborstus spontan (keguguran) karena mencegah kontraksi rahim.

12. Menghasilkan Hormon Laktogen

Plasenta juga menghasilkan hormon
yang disebut human plasenta lactogen (hPL). Hormon ini identik dengan struktur
hormon pertumbuhan yang ada pada setiap wanita, namun pada wanita hamil, hPL
bisa mencapai seribu kali konsentrasi normal. Tugas hPL adalah untuk menghambat
insulin ibu, tujuannya agar glukosa darah tidak banyak yang masuk ke sel tubuh
ibu, sehingga meningkatkan kadar glukosa darah untuk membuat lebih banyak yang
tersedia bagi janinnya.

Faktor apa saja yang Mempengaruhi
Fungsi Plasenta?

Meskipun plasenta merupakan organ
yang kuat, namun beberapa faktor dapat mempengaruhi kesehatan plasenta selama
kehamilan. Masalah pada plasenta tentunya akan membuat ibu hamil lebih rentan
mengalami keguguran atau masalah kehamilan lainnya.

Meskipun beberapa dari masalah
ini dapat diobati atau diberikan terapi untuk penyembuhan, namun ilmu
kedokteran modern belum menemukan solusi untuk kondisi-kondisi yang dapat
menganggu fungsi plasenta seperti berikut ini:

 Trauma pada Perut. Penyebab
trauma ini biasanya akibat jatuh atau terpukul pada bagian perut ibu hamil.

Masalah Pembekuan Darah. Beberapa
kondisi medis dapat menghambat kemampuan darah untuk membeku. Kondisi ini
sangat berisiko pada plasenta.

Tekanan Darah Tinggi. Kenaikan
tekanan darah pada ibu hamil juga dapat membahayakan kesehatan plasenta.

Hamil di Usia Senja. Ibu yang
hamil setelah usia empat puluh tahun biasanya akan menghadapi masalah dengan
plasentanya.

Bayi Kembar. Ibu yang hamil bayi
kembar atau lebih biasanya memiliki plasenta yang lebih lemah.

Pecahnya Air Ketuban Dini. Selama
kehamilan, bayi akan dikelilingi dan ditopang oleh selaput berisi cairan yang
disebut kantung amnion. Jika kantung bocor atau pecah sebelum persalinan dimulai,
risiko masalah plasenta tertentunya akan meningkat.

Riwayat Gangguan Plasenta. Ibu
hamil yang memiliki riwayat gangguan pada plasenta selama kehamilan sebelumnya
kemungkinan besar akan mendapat masalah yang sama pada kehamilan selanjutnya.

Operasi Rahim. Jika ibu hamil
pernah menjalani operasi rahim sebelumnya, seperti operasi sesar atau
pembedahan untuk mengangkat fibroid, maka juga akan berisiko mengalami masalah
pada plasentanya.

Penyalahgunaan Obat. Masalah
plasenta lebih sering terjadi pada wanita yang merokok atau menggunakan
obat-obatan terlarang, seperti kokain, selama kehamilan.